941 research outputs found
Chinese Indonesians After May 1998 How They Fit in the Big Picture
For Chinese Indonesians, May 1998 is a significant historical marker, twelfth and thirteenth being two concentrated days of riots and atrocities in Jakarta, followed by more, albeit on smaller scales, in Solo, Surabaya, and a number of other cities. Destruction of properties belonging to them, and rapes of their women, occurred. Then Indonesia witnessed the end of Suharto\u27s rule when the president resigned on 21 May 1998. A gradual political turn-around followed; Chinese Indonesians found room to move. The subsequent governments revoked restrictive regulations put in place by the New Order government, and lifted the suppression on cultural expression by Chinese Indonesians. The situation has progressed in conjunction with China\u27s rise in global economic dominance. Does China\u27s increasing International profile and rising global economic dominance help Chinese Indonesians? This article seeks to find some answer to the question as it looks at the development in the big picture; how and to what extent the social perceptions of Chinese Indonesians have evolved among the mainstream population; how they perceive themselves and believe how others perceive them; and how these may influence their lives as Indonesian citizens
STRATEGI PUBLIC RELATIONS TV9 DALAM MEMBANGUN CITRA SEBAGAI TELEVISI LOKAL RELIGI DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Public Relations TV9 dalam Membangun Citra Sebagai Televisi Lokal Religi di Surabaya)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendesktipsikan bagaimana
strategi public relations yang digunakan TV9 Surabaya dalam membangun citra
positif sebagai televisi lokal religi di Surabaya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif serta
analisis deskriptif sebagai metode analisis datanya. Selain itu, teori yang digunakan
penelitian dalam penelitian ini adalah teori model komunikasi Lasswell yang
merupakan teori komunikasi sederhana yang biasanya digunakan public relations.
Dimana public relation diartikan sebagai komunikator yang hendak menyampaikan
pesan yang berupa citra perusahaan yang ingin disampaikan kepada publik
sasarannya sebagai cermin dari komunikasi melalui implementasi program-program
strategisnya yang mudah diterima publik dan dengan mengharapkan efek berupa citra
positif dibenak publiknya. Penulis menggunakan teori tersebut dikarenakan relevan
dan dapat dinterpretasikan pada masalah yang diteliti oleh penulis. Penelitian ini
membahas tentang bagaimana strategi public relations TV9 dalam membangun citra
positif perusahaan sebagai televisi lokal yang berbasis religi di Surabaya.
Hasil penelitian ini adalah strategi yang digunakan public relations TV9
dalam membangun citra perusahaan sebagai televisi lokal religi di Surabaya yaitu
dengan menjalankan fungsi dan kegiatan yang dilakukan public relations perusahaan.
Fungsi public relations TV9 adalah menciptakan identitas citra perusahaan yang
positif dengan cara membaik-baikan dan mempromosikan kebaikan perusahaan di
publik maupun di instansi lain yang bekerja sama dengan TV9. Sedangkan kegiatan
public relations TV9 kegiatan promotion yang berupa periklanan yaitu pemasangan
panflat dan media elektronik seperti facebook, twitter, dan website. serta publisitas
public relations yaitu dengan mempublikasikan atribut berupa tagline "santun
menyejukkan". Sedangkan publisitas public relations yang dilakukan adalah
mempromosikan dan membangun citra perusahaan dengan atribut yang berupa
tagline. Dengan tagline yang unik dan berbeda dengan yang lain akan menjadi identik
sebuah citra perusahaan.
Kata Kunci : Strategi Public Relations, Televisi Lokal Religi, Citra
Perusahaa
ANALISIS PELANGGARAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3)KLAUSUL 6.1 YANG TERJADI SECARA BERULANG PADA PERUSAHAAN UBP SURALAYA TAHUN 2011
salah satu indikator tercapainya penerapan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam perusahaan adalah dengan Audit SMK3. dalam Audit yang dilakukan dalam beberapa tahun terjadi pengulangan temuan terutama pada Klausul 6.1 mengenai Sistem Kerja (Manajemen Resiko, Penerbitan ijin Kerja, dsb). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja pelanggaran-pelanggaran pada klausul 6.1 dan faktor penyebab terjadinya pelanggaran yang terus berulang. Penelitian ini merupakan Penelitian deskriptif dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. hasil penelitian menunjukan bahwa pelanggaran klausul 6.1 didominasi oleh pelaksanaan identifikasi bahaya, penerbitan ijin kerja, penggunaan APD. Pelanggaran-pelanggaran tersebut disebabkan karena kurangnya perhatian manajemen tentang K3, penempatan tenaga kerja yang tidak pada tempatnya, kepemimpinan bagian K3 dalam menjalankan tugasnya yang belum maksimal. Manajemen MenganggapK3 merupakan suatu kewajiban yang harus terpenuhi karena adanya peraturan dari pemerintah, bukan karena suatu keharusan untuk melindungi orang-orang dan asset yang ada dalam perusahaan
Kata Kunci: Audit SMK3, penerapan SMK3, Klausul 6.
Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbasis Assessment for Learning (AfL) Melalui Penilaian Sejawat pada Materi Persamaan Garis Lurus ditinjau dari Kepercayaan Diri Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kota SurakartaTahun Pelajaran 2015/2016
Dewi Anggreini. S851408011.2016.Eksperimentasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbasis Assessment for Learning
(AfL) Melalui Penilaian Sejawat pada Materi Persamaan Garis Lurus
ditinjau dari Kepercayaan Diri Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
VIII SMP Neger Se-Kota SurakartaTahun Pelajaran 2015/2016.Pembimbing
I: Prof. Drs. Tri Atmojo Kusmayadi, M.Sc.,Ph.D. Pembimbing II:Dr. Riyadi,
M.Si,Tesis. Program Studi Magister Pendidikan Matematika,
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Sebelas Maret. Surakarta.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) manakah yang mempunyai
prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa yang dikenai model
pembelajarankooperatif tipe GI berbasis AfL melalui penilaian teman sejawat, GI
atau model pembelajaran langsung,(2) mana yang mempunyai prestasi belajar
matematika lebih baik, antara siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi,
sedang atau rendah, (3) pada masing-masing kepercayaan diri (tinggi, sedang, dan
rendah), manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik
antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe GI berbasis AfL
melalui penilaian teman sejawat, GI atau model pembelajaran langsung,(4)
padamasing-masing model pembelajaran (GI berbasis AfL melalui penilaian
teman sejawat, GI dan pembelajaran langsung), manakah yang memberikan
prestasi belajar matematika yang lebih baik,siswa yang mempunyai kepercayaan
diri tinggi, sedang atau rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain
faktorial 3 3. Populasi pada penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII
SMP Negeri di Kota Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian menggunakan stratified claster random sampling. Sampel
berjumlah 258 siswa: 85 siswa untuk kelas eksperimen I yang dikenai model
pembelajaran kooperatif tipe GI berbasis AfL melalui penilaian teman sejawat, 84
siswa untuk kelas eksperimen II yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe
GI, dan 89 siswa untuk kelas kontrol yang dikenai pembelajaran langsung.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
angket kepercayaan diri dan tes prestasi belajar.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Model
pembelajaran GI berbasis AfL melalui penilaian teman sejawat menghasilkan
prestasi belajar matematika lebih baik daripada model pembelajaran GI dan model
pembelajaran langsung, model pembelajaran GI menghasilkan prestasi belajar
matematika lebih baik daripada model pembelajaran langsung.(2) Prestasi belajar
matematika siswa dengan kepercayaan diri tinggi lebih baik daripada siswa
dengan kepercayaan diri sedang dan rendah, prestasi belajar matematika siswa
dengan kepercayaan diri sedang lebih baik daripada siswa dengan kepercayaan
diri rendah. (3) Pada siswa dengan kepercayaan diri tinggi dan sedang, model
pembelajaran GI berbasis AfL melalui penilaian teman sejawat, GI, dan
xvi
pembelajaran langsung menghasilkan prestasi belajar matematika sama, pada
siswa dengan kepercayaan diri rendah, model pembelajaran GI berbasis AfL
melalui penilaian teman sejawat dan GI menghasilkan prestasi belajar matematika
sama, model pembelajaran GI berbasis AfL melalui penilaian teman sejawat dan
GI menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada pembelajaran
langsung.(4) Pada model pembelajaranGI berbasis AfL melalui penilaian teman
sejawat, siswa dengan kepercayaan diri tinggi, sedang, dan rendah mempunyai
prestasi belajar matematika yang sama, pada model pembelajaran GI, siswa
dengan kepercayaan diri tinggi, sedang, dan rendah mempunyai prestasi belajar
matematika yang sama, pada model pembelajaran langsung, siswa dengan
kepercayaan diri tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang
sama, siswa dengan kepercayaan diri tinggi dan sedang mempunyai prestasi
belajar matematika lebih baik daripada peserta didik dengan kepercayaan diri
rendah.
Kata kunci: GI Berbasis AfL melalui penilaian teman sejawat, GI, Pembelajaran
Langsung dan Kepercayaan Dir
PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA DI SMK NEGERI 44 JAKARTA
ABSTRACT
DEWI ANGGRAENI. 8105132136. The Influence of Learning Facilities and Discipline Learning to Student Results in SMKN 44 Jakarta
This study aims to determine whether there is an influence between Learning Facilities and Discipline Learning of Student Results in SMKN 44 Jakarta. This research was conducted for four months starting from February until May 2017. The research method used survey method with causality approach. The population of this study were all students in SMK Negeri 44 Jakarta which amounted to 381. The population of the kelly is Students kels XI Administration
Office of 85 Students. The sample used in this research is 68 students by using proportional random technique. Y variable data (Learning Outcomes), X1 (Learning Facility) and X2 (Discipline Learning) is the primary data with the instrument used is a questionnaire using the Likert scale model. Data analysis technique using SPSS 22.0, from result of F test in ANOVA table yield Fcount (50,065)> Ftable (3,14), this means X1 and X2 simultaneously affect to Y. Test t produce X1 count (6,615)> ttable ( 1.67), because tcount> ttable, it can be concluded that there is a positive and significant influence between Learning Facility to Learning Outcomes. Then thitung X2 (5,773)> ttable (1.67), Because thitung> ttable, it can be concluded that there is a positive and significant influence between the Learning Discipline of Learning Outcomes. Then the determination coefficient test obtained results 0.606 or 39.4%, variable Y is determined by X1 and X2. Based on the analysis of multiple regression equation obtained equation Y = 29,138 + 0,353X1 + 0,924X2. The value of R2 of 0.606 which means that the variable Learning Outcome kdipengaruhi by Learning Facility and Discipline Learning variables of 60.6% and the remaining 39.4% influenced by other variables that are not researched.
Keywords: Learning Outcomes, Learning Facilities, Learning Discipline
PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA DI SMK NEGERI 44 JAKARTA
ABSTRACT
DEWI ANGGRAENI. 8105132136. The Influence of Learning Facilities and Discipline Learning to Student Results in SMKN 44 Jakarta
This study aims to determine whether there is an influence between Learning Facilities and Discipline Learning of Student Results in SMKN 44 Jakarta. This research was conducted for four months starting from February until May 2017. The research method used survey method with causality approach. The population of this study were all students in SMK Negeri 44 Jakarta which amounted to 381. The population of the kelly is Students kels XI Administration
Office of 85 Students. The sample used in this research is 68 students by using proportional random technique. Y variable data (Learning Outcomes), X1 (Learning Facility) and X2 (Discipline Learning) is the primary data with the instrument used is a questionnaire using the Likert scale model. Data analysis technique using SPSS 22.0, from result of F test in ANOVA table yield Fcount (50,065)> Ftable (3,14), this means X1 and X2 simultaneously affect to Y. Test t produce X1 count (6,615)> ttable ( 1.67), because tcount> ttable, it can be concluded that there is a positive and significant influence between Learning Facility to Learning Outcomes. Then thitung X2 (5,773)> ttable (1.67), Because thitung> ttable, it can be concluded that there is a positive and significant influence between the Learning Discipline of Learning Outcomes. Then the determination coefficient test obtained results 0.606 or 39.4%, variable Y is determined by X1 and X2. Based on the analysis of multiple regression equation obtained equation Y = 29,138 + 0,353X1 + 0,924X2. The value of R2 of 0.606 which means that the variable Learning Outcome kdipengaruhi by Learning Facility and Discipline Learning variables of 60.6% and the remaining 39.4% influenced by other variables that are not researched.
Keywords: Learning Outcomes, Learning Facilities, Learning Discipline
PENTINGNYA PENGURUSAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BAGI PRODUK-PRODUK LITBANGYASA
This intellectual property is the result of a thought to carry away or human creativity that produced a work in art, literature, science and technology in it that has economic benefits, so it's important for an invention that has no economic benefit can not be regarded as a (Intellectual Property). The importance of registration of intellectual property rights in research institutes, development and Engineering (Litbangyasayasa) to determine the extent of the competence centers Litbangyasayasa researchers understand and apply patent. Already generally familiar with patents, but technical understanding will term patent protection, the invention criteria can obtain a patent is still relatively lacking. Most researchers conducted research on the basic job of the boss, do not indicate the seriousness of the invention to produce something new and inventive contain elements or lack of awareness on the importance of applying for registration of an invention.Keywords: Intellectual Property Rights, Products Litbangyas
From China to Indonesian and to Australia: Two Stories of Struggle for Acceptance
Pada kurun waktu beberapa abad, orang China meninggalkan kampung halamannya dalam jumlah besar didorong oleh sebab dan niat yang berbeda-beda. Mereka yang berlayar ke selatan mendarat di kepulauan yang kemudian menjadi bagian dari Republik Indonesia. Ada juga yang tiba di benua selatan yang sekarang dikenal sebagai negara Federasi Australia. Meski beragam, gambaran mental mengenai etnis Cina sangat dibatasi oleh stereotip yang sempit. Di Indonesia, etnis Cina digambarkan sebagai orang-orang yang tanpa ampun mengejar laba, seringkali dengan mengorbankan orang-orang di sekitar mereka, dan enggan membantu kesejahteraan masyarakat tempat tinggal mereka. Di Australia, gambaran etnis Cina yang ada di tengah masyarakat luas berkaitan dengan adaptasi, kebiasaan, dan filsafat kehidupan, yang berbeda dari kebanyakan penduduk yang berlatar belakang etnis dan budaya Anglo-Celtic dan Eropa. Tulisan ini berusaha mengangkat ke permukaan dan menganalisis titik-titik gelap dari topik ini, yaitu aspek-aspek tentang diri mereka yang luput dari pandangan-diri etnis Tionghoa, sekaligus aspek-aspek yang lolos dari radar masyarakat luas yang non-Cina
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN ETIKA SEKRETARIS DALAM PERUSAHAAN
Di era modernisasi ini, profesi sebagai seorang sekretaris masih saja dianggap sebelah mata dan menjadi bahan pergunjingan baik di dalam maupun di luar lingkungan kantor. Hal ini mungkin terpengaruh dari gambaran sosok sekretaris yang identik dengan perempuan, rok mini, dan pemikiran akan adanya hubungan intim antar sekretaris dengan pimpinannya.bahwa pertama jabatan sekretaris tidak hanya digeluti kaum perempuan, tetapi juga pria. C.L. Baranhart dalam Sutarto, (1992:5) mengatakan bahwa “Sekretaris adalah Seorang yang melakukan yang melakukan korespondensi, memelihara warkat, dan lain-lain untuk peorangan atauorganisasi;…” Menurut M. Braum dan Ramon, sekretaris adalah seorang pembantu dari seorang pimpinan yang menerima pendiktean, menyiapkan surat-menyurat, menerima tamu, memeriksa atau mengingatkan pimpinannya mengenai kewajiban yang resmi atau perjanjian dan melakukan banyak kewajiban lainnya yang berhubungan guna meningkatkan efektivitas dari piminannya (Saiman, 2002: 24-25)
- …